Kisah :
Jafar bin Abi Thalib
Sumber :
Buku BSE . (terdapat kata pengantar yang memperbolehkan siapapun menyalinnya)
Jafar bin Abi Thalib adalah salah seorang pelopor ternama islam. Perintis utama terkemuka, di antara orang-orang yang telah melibatkan seluruh kehidupannya dan memiliki saham besar dalam menempati hati nurani kehidupan. ia datang kepada rasulullah saw, memasuki agama Islam, dengan mengambil kedudukan tinggi di antara mereka yang sama-sama pertama kali beriman. ikut pula istrinya Amma binti Umais menganut islam pada hari yang sama. keduanya selaku suami istri ikut menanggung derita, dengan seluruh keberanian dan ketabahan tanpa memikirkan kapan waktu penderitaan itu berakhir. sewaktu rasulullah saw memilih sahabat-sahabatnya yang akan hijrah ke Habsyi, maka tanpa berpikir panjang Jafar bersama istrinya tampil mengemukakan diri, hingga tinggal di sana selama beberapa tahun. di sana mereka dikaruniai Allah tiga orang anak, yaitu Muhammad, Abdullah, dan 'Auf. Selama di Ethiopia (Habsyi), maka Jafar bin Abi Thalib lah yang tampil menjadi juru bicara yang lancar dan sopan, serta cocok menyandang nama islam dan utusannya. Demikian adalah hikmat Allah yang tidak ternilai yang telah dikaruniakan kepadanya, berupa hati yang tenang, akal pikiran yang cerdas, jiwa yang mamu membaca situasi dan kondisi, serta lidah yang fasih. Dan rekalipun saat-saat pertempuran Muktah yang dihadapinya kemudian sampai ia gugur sebagai seorang syuhada, merupakan raatoya yang terdasyat, teragung, dan terabadi. Tetapi hari-hari berdialog yang dilakukannya dengan negus, tak kurang dasyat dan seramnya, bahkan tak kvrang hebat nilai manabatnya. sungguh hari itu adalah hari istimewa dan penampilan yang mempesona.